Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Serba Serbi

Tabrani, Sosok Pelopor Bahasa Indonesia asal Madura yang Masih Asing di Jawa Timur

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Nurlayla Ratri

27 - Oct - 2025, 18:22

Placeholder
Konferensi pers jelang memperingati Hari Sumpah Pemuda di Diskominfo Jatim, Surabaya, Senin, (27/10).

JATIMTIMES - Bangsa Indonesia diketahui memperingati Hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober. Sumpah Pemuda ini diikrarkan pertama kali pada 28 Oktober 1928. Yang berbunyi demikian: 

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Baca Juga : Inna Fatahna Raih IPK Sempurna, UNP Kediri Lepas 1.406 Wisudawan

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Namun sebenarnya ada sosok pemuda asal Jawa Timur tepatnya Pamekasan, Madura yang juga terlibat dalam ikrar ini. Perannya bisa disebut vital karena memperjuangkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Sosok tersebut adalah Mohammad Tabrani Soerjowitjirto yang menjadi satu dari enam sosok pejuang yang dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (10/11/2023). Pemberian gelar itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 115-TK-TH-2023 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional tertanggal 6 November 2023.

Lantas, seperti apa sosok Mohammad Tabrani dan apa saja jasanya untuk negara?

M Tabrani merupakan figur yang tak bisa dilepaskan dari kemunculan Bahasa Indonesia. Dialah sosok yang memperjuangkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. 

Lahir di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, 10 Oktober 1904 dengan nama Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, Tabrani merupakan seorang jurnalis.

Ia bekerja di Harian Hindia Baru sejak Juli 1925. Pada 10 Januari 1926, Tabrani menerbitkan tulisan berjudul Kasihan sebagai gagasan awal untuk menggunakan nama "Bahasa Indonesia". Gagasan tersebut didasari dari kentalnya sifat kedaerahan masyarakat Indonesia pada saat itu. Keberagaman menyebabkan masyarakat lebih mementingkan suku atau daerah masing-masing.

Kondisi ini tercermin dari berbagai organisasi pemuda yang kala itu banyak mengusung nama daerah, seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, dan lainnya. 

Bukan itu saja, Tabrani juga menorehkan tulisan berjudul Bahasa Indonesia dalam koran Hindia Baru kolom Kepentingan edisi 11 Februari 1926. Dengan tegas ia menuliskan, ”Bangsa Indonesia belum ada, terbitkanlah bangsa Indonesia itu! Bahasa Indonesia belum ada, terbitkanlah Bahasa Indonesia itu!”. 

Menolak Bahasa Melayu Pada Kongres Pemuda Pertama yang digelar 30 April-2 Mei 1926

 Tabrani dengan lantang menolak gagasan Mohammad Yamin yang mengusulkan butir ketiga resolusi kongres, yaitu “menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Melayu”.

 ”Nama bahasa persatuan hendaknya bukan Bahasa Melayu, tetapi Bahasa Indonesia. Kalau belum ada, harus dilahirkan melalui Kongres Pemuda Indonesia pertama ini,” kata Tabrani dalam catatan Sebuah Otobiografi M Tabrani: Anak Nakal Banyak Akal, dikutip dari Kompas.id.

Jika bahasa yang digunakan Melayu seperti diusulkan Mohammad Yamin, kata Tabrani, seolah-olah sebutan itu mengandung sifat imperialisme dari Bahasa Melayu kepada bahasa-bahasa lain. 

Baca Juga : Siswa SD/SMP Bersiap TKA Tahun Depan, Dinas Pendidikan Kota Batu Usulkan Dua Guru Penyusun Soal

”Karena menurut keyakinan kita, kemerdekaan bangsa dan Tanah Air kita Indonesia ini terutama akan tercapai dengan jalan persatuan anak Indonesia yang antara lain terikat oleh Bahasa Indonesia,” ujar Tabrani waktu itu.

Karena perdebatan antara Tabrani dan Yamin tak mencapai titik temu, akhirnya, pembahasan soal bahasa ditunda sampai digelar kembali Kongres Pemuda Indonesia II pada 1928. Terwujud Perjuangan Tabrani pun membuahkan hasil. 

Dalam Kongres Pemuda II yang digelar pada 27-28 Oktober 1928, bahasa Indonesia lahir. Saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok nusantara berkumpul. 

Mereka mengucapkan ikrar yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda, yang bunyinya sebagai berikut: Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pada momen Kongres Pemuda itulah, Bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Selanjutnya, Bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945, menyusul lahirnya Undang-undang Dasar 1945. Dalam naskah UUD 1945 Bab XV Pasal 36 disebutkan bahwa bahasa negara ialah Bahasa Indonesia. 

Atas perjuangan Tabrani, Indonesia memiliki bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Adapun Tabrani tutup usia pada 12 Januari 1984 dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta.

Meskipun sudah menjadi Pahlawan Nasional, namun sosok Tabrani ternyata masih terdengar asing juga di tempat tanah kelahirannya.

Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadispora) Jawa Timur, M. Hadi Wawan Guntoro mengaku belum banyak tahu tentang sosok Tabrani ini. "Nanti kami coba dalami," ujarnya saat konferensi pers jelang memperingati Hari Sumpah Pemuda di Diskominfo Jatim, Surabaya, Senin, (27/10).

Hadi mengaku berterima kasih atas adanya informasi ini. "Kadang informasi seperti ini tidak terupdate di kami. Padahal beliau yang meletakkan dasar. Gubernur dan wakil gubernur sangat intens dalam hal-hal seperti ini diangkat," cetusnya.

Menurut dia hal ini adalah sebuah masukan. "Kalau panjenengan punya datanya monggo ke kami. Kami akan mencari juga. Siapa tahu nanti bisa kita angkat dan jadi kebanggaan Jawa Timur," tegasnya. 

Wawan menambahkan Tabrani adalah salah satu putera terbaiknya di masa lalu. "Masa perjuangan yang sudah meletakkan dasar itu. Kita diskusi, kita share informasi sehingga pemprov bisa mendorong untuk betul jasa beliau ini bisa kita apresiasi selayaknya," pungkasnya.


Topik

Serba Serbi tabrani madura sumpah pemuda



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Probolinggo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Nurlayla Ratri

Serba Serbi

Artikel terkait di Serba Serbi