Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Agama

Nelayan Al-Jubail: Ujian Iman di Tengah Lautan Rezeki

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Dede Nana

27 - Sep - 2025, 10:09

Placeholder
Ilustrasi nelayan muslim yang mendapatkan ujian keimanan (ist)

JATIMTIMES - Pada tahun 1376 Hijriyah, sebuah kisah dari pesisir Al-Jubail, Arab Saudi, diwariskan sebagai cermin betapa rapuhnya manusia saat berhadapan dengan ujian iman. Kisah ini tak hanya menggambarkan nelayan yang mencari ikan, melainkan juga perjalanan batin yang menguji kesetiaan mereka pada Allah.

Dikisahkan, sekelompok nelayan Muslim melaut hingga tiga hari tiga malam. Ombak terus datang, matahari menyengat, dan rasa lapar kian menggerogoti. Namun, di tengah kondisi sulit itu, mereka tetap mendirikan shalat lima waktu. Meski begitu, tak seekor ikan pun berhasil mereka tangkap.

Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Blitar Dorong Pekerja Miliki Rumah Layak melalui Program MLT

Di sisi lain, tak jauh dari tempat mereka berjuang, sekelompok nelayan lain sedang menebar jaring. Bedanya, kelompok ini sama sekali tidak melaksanakan shalat. Anehnya, hasil tangkapan mereka justru melimpah ruah. Pemandangan itu menusuk hati nelayan Muslim. “Kita taat, tapi kosong tangan. Mereka lalai, justru berlimpah rezeki,” bisik salah seorang di antara mereka.

Saat itulah godaan datang. Setan membisikkan keraguan, mendorong mereka untuk meniru kebiasaan kelompok yang abai pada shalat. Perlahan, mereka pun tergelincir. Shalat Subuh mulai ditinggalkan, disusul Dzuhur, lalu Ashar. Hati mereka mulai terbelah antara ketaatan dan godaan dunia.

Tak lama setelah meninggalkan kewajiban, mereka menangkap seekor ikan besar. Ketika perut ikan itu dibelah, muncullah mutiara berharga. Kilauannya seakan menegaskan pilihan mereka yang salah: rezeki datang setelah ibadah ditinggalkan. Namun, justru di titik inilah kesadaran lahir.

Seorang nelayan menatap mutiara itu lama, sebelum akhirnya berucap lirih, “Bagaimana mungkin saat kita taat, kita tak mendapat apa-apa, tapi ketika kita lalai, Allah memberi ini? Rezeki seperti ini patut dipertanyakan.” Dengan penuh keyakinan, ia mengambil keputusan tegas: mutiara itu dilemparkan kembali ke laut. “Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Demi Allah, aku tak akan mengambilnya karena datang setelah kita meninggalkan shalat.”

Langkah itu menjadi titik balik. Mereka pun meninggalkan lokasi tersebut, mendirikan kemah sederhana, lalu kembali memperbaiki diri. Shalat ditegakkan kembali, doa dan istighfar dipanjatkan, zikir memenuhi malam-malam mereka.

Baca Juga : Muhammadiyah Umumkan Awal Puasa Ramadan 2026, Lebih Cepat dari Kalender Sebelumnya

Dan benar, tak lama berselang, Allah menunjukkan kuasa-Nya. Dari laut yang sama, mereka kembali mendapatkan seekor ikan besar. Saat perutnya dibelah, kembali ditemukan mutiara berkilau. Bedanya, kali ini hati mereka diliputi ketenangan. “Segala puji bagi Allah yang memberi rezeki yang baik,” seru mereka.

Kisah ini, yang tercatat dalam kitab Sa’atan Sa’atan karya Syekh Mahmud Al-Mishri dan diterjemahkan Ustaz Abdul Somad, menjadi pengingat bahwa rezeki bukan hanya soal banyak atau sedikit. Kadang Allah menahan rezeki sebagai ujian kesabaran, kadang Ia melimpahkan sebagai ujian keikhlasan. Yang membedakan bukan seberapa besar hasil yang didapat, melainkan bagaimana manusia meresponsnya: dengan tetap taat, atau terjebak pada ilusi dunia.

Lebih dari sekadar kisah nelayan, cerita ini adalah refleksi hidup: bahwa kesetiaan pada Allah selalu lebih berharga daripada mutiara di dasar laut.


Topik

Agama nelayan kisah islam uas islam



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Probolinggo Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Dede Nana